METARI PAGI EDISI 615, SENIN 23 NOVEMBER 2020
Oleh: Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
23 Nov 2020
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (20/11/20) ditutup melemah sebesar    (-0.40%) sehingga nilai IHSG tertahan pada level 5,571.656. Pada perdagangan Jumat kemarin hanya terdapat tiga sektor mengalami penguatan sementara sektor lainnya ditutup melemah.

Sektor Infrastructure, Utilities and Transportations menjadi sektor dengan penguatan tertinggi sebesar (+0.88%), kemudian dilanjut oleh sektor Basic, Industry and Chemicals dengan penguatan sebesar (+0.85%). Sementara, sektor yang mengalami pelemahan paling dalam yaitu sektor Mining sedalam (-1.18%), disusul dengan sektor Consumers Good Industry menjadi sektor dengan pelemahan terparah nomor dua yakni sebesar (-1.09%). Pada perdagangan Jumat kemarin tercatat sebanyak 24.13 Milyar saham diperdagangkan dengan mencatatkan nilai transaksi sebesar 11.36 Triliun. Kemudian asing lebih memilih aksi jual pada perdagangan kemarin, sehingga tercatat Net Foreign Sell sebesar 433.69 Milyar

Hari ini kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak mixed cenderung melemah. Dikarenakan dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19 belakangan ini yang sangat menghantui sentimen pasar. Sehingga membutuhkan beberapa faktor positif yang cukup untuk dapat menguatkan IHSG pada hari ini.

Kemudian jika dilihat berdasarkan Analisa teknikal dengan indikator Moving Average Cross (13,34) terlihat akan terjadinya Death Cross dalam kurun waktu dekat-dekat ini.

 

BERITA EKONOMI

Tetap Prospektif Dan Level Wajar, Inilah Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap!

Kinerja instrumen reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan yang sangat pesat didukung oleh pemangkasan suku bunga acuan berulang kali hingga ke level 3,75 persen pada November 2020. Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan reksa dana pendapatan tetap masih memiliki prospek positif karena harga obligasi yang masih akan naik.

Melihat inflasi kemungkinan mulai meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi dan untuk menjaga momentum capital inflow yang berjalan, maka Farash memprediksi suku bunga acuan tidak akan dipangkas lagi kedepannya.

Hal ini dapat mendorong kembali realokasi investasi dari instrumen pasar uang ke obligasi baik oleh investor institusi maupun individu,” ungkap Farash kepada Bisnis, Jumat (20/11/2020).

Dengan demikian, prospek reksa dana dan ETF (exchange-traded fund) pendapatan tetap serta SBN dan korporasi juga masih positif terutama karena suku bunga rendah masih akan berlanjut hingga 2022.

Farash merincikan saat ini pihaknya memiliki 7 produk reksa dana pendapatan tetap. Secara year to date, Jumat (22/11/2020), asset under management Avrist AM untuk produk reksa dana pendapatan tetap diklaimnya tumbuh sekitar 10 persen.

Terakhir, dia mengatakan pihaknya belum berencana untuk menambah produk reksa dana pendapatan tetap pada tahun depan dan lebih berfokus pada peningkatan dana unit penyertaan pada instrumen reksa dana yang sudah ada.

 

Menurut HIMA AE,  bahwa potensi capital gain dari instrumen investasi reksa dana pendapatan tetap sudah tidak akan sebanyak pada tahun ini karena ke depannya mayoritas kinerja reksa dana hanya akan dikontribusikan oleh imbal hasil kupon.

Walaupun proyeksi reksa dana pendapatan tetap positif ke depan, investor tetap perlu melihat selisih antara yield obligasi pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat yang saat ini semakin menyempit, terangnya. Hal ini dianggapnya sebagai acuan untuk melihat valuasi atau potensi minat investor asing. Di sisi lain, dia menilai suku bunga acuan masih berpotensi untuk kembali dipangkas jika nilai tukar rupiah terus menguat.

 

REKOMENDASI SAHAM 

 

Pada perdagangan Jumat, 20 November 2020 PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) ditutup menguat sebesar +2,97% pada harga Rp 208. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Bullish Candle  yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator Moving Average 10, Sthocastic dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada perdagangan terakhir harga perusahaan berada tepat diatas Moving Average 10 yang mengindikasikan tren naik.

Kemudian pada indikator Sthocastic telah terjadi Golden Cross yang tentunya mengindikasikan harga akan bergerak naik hingga garis Sthocastic menuju area Overbought.

Indikator-indikator tersebut juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).

Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 217

Stop Loss        : Rp 201



Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/11/23/metari-pagi-edisi-615-23-november-2020/